Tuesday, November 10, 2020

SIAPA PAHLAWANMU? (Menurut Kakak-Kakak)

Selamat Hari Pahlawan Nasional 10 November 2020. Kemarin kami mengadakan survey ke beberapa kakak Pramuka SMP Ngeri 2 Balen Bojonegoro tentang beberapa hal terkait Pahlawan. Survey tersebut berupa pertanyaan yang kami ajukan secara online. Pertanyaan pertama adalah apa pengertian Pahlawan menurut kakak?, pertanyaan kedua adalah siapa pahlawan bagi hidup kakak? Mengapa beliau menjadi pahlawan kakak?, dan pertanyaan terakhir adalah Apakah kakak ingin jadi pahlawan? Jika iya, pahlawan bagi siapa?. Berikut ini rekapan survey kami, selamat membaca…

Namaku Kak Sukma Rizki Kusuma. Pengertian pahlawan menurutku adalah pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Bagiku, kita semua diciptakan untuk menjadi pahlawan. Kalaupun bukan pahlawan untuk bangsa, kita adalah pahlawan untuk diri kita masing-masing ataupun yang lebih dekat adalah pahlawan untuk keluarga. Aku ingin jadi pahlawan untuk negeri Indonesia.

Namaku Kak Veronica Chandra Januardi. Menurutku, Pahlawan adalah orang yang rela melakukan apapun demi kita dengan bertaruh nyawanya, melewati tantangan demi tantangan hanya dengan cinta dan kasih sayang yang disertai perencanaan dan kalkulasi yang matang yang dapat membuat prosesnya sukses. Pahlawan bagi hidupku Ibu dan Ayah, karena mereka rela bertaruh nyawa demi kita. Sosok ibu melahirkan dengan taruhan nyawa -bertaruh nyawa- menderita rasa sakit sampai membesarkan kita. Sosok ayah harus banting tulang menghidupi keluarga, menjadikan siang menjadi malam, menjadikan malam menjadi siang, tanpa kenal lelah itulah sosok ayah. Aku ingin jadi pahlawan bagi Ibu dan ayah.

Namaku Kak Indah Nur Rohmawati Wahidah. Menurutku, Pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Namun, seiring berjalannya waktu, arti kata “pahlawan” kini berkembang. Pahlawan tidak lagi hanya diasosiasikan dengan perjuangan dalam peperangan di jaman kolonialisme. Namun, nilai-nilai perjuangan kepahlawanan dapat tercermin dari seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Setiap orang memiliki makna kepahlawanan sendiri-sendiri dan memiliki pahlawan dalam hidup mereka. Aku ingin jadi pahlawan demi bangsa dan negara terutama pahlawan bagi ibuku. 

Namaku Kak Siti Afifatul M. Menurutku pengertian pahlawan adalah seseorang yang memiliki jiwa pemberani untuk membela kebenaran atau suatu bangsanya. Mereka adalah para pahlawan yang telah rela berkorban dan berani melawan dan mengusir para penjajah demi harkat dan martabatnya sebagai kesatuan dari sebuah bangsa serta memberikan kemerdekaan bagi negaranya. Aku ingin jadi pahlawan bagi bangsa dan negara.

Namaku Kak Fitri Intan Fabela. Menurutku, Pahlawan itu tanpa tanda jasa dan membela kebenaran. Pahlawan bagi hidupku adalah bapak, karena beliau rela berkorban demi anak-anaknya, panas hujan tiada kata lelah.

Namaku Kak Aura Rozida Fitriana. Pengertian Pahlawan menurutku adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau sosok orang yang rela nyawanya melayang demi suatu alasan. Pahlawan bagi hidupku adalah Orang tua, karena orang tua merupakan salah satu inspirasi hidup kami meraih segala mimpi yang kami dapatkan di masa kini. Aku ingin jadi pahlawan bagi orangtua, negara, dan bagi semua orang.

Namaku Kak Listari. Menurutku, pengertian pahlawan adalah orang yang berkorban tanpa pamrih. Pahlawan bagi hidupku adalah orang tuaku. Perjuangan mereka yang tidak kenal lelah, mengantarkan aku seperti sekarang ini. Aku ingin jadi pahlawan untuk keluarga, anak didik, lingkungan, bangsa dan negara.

Namaku Kak Choirul Anam. Menurutku pahlawan adalah orang yang rela berkorban untuk membuat orang lain bahagia. Pahlawan bagi hidupku yang pertama adalah orang tuaku karena telah merawatku dengan penuh kasih saying dan kedua adalah Isteriku (Almh) karena telah mau hidup bersamaku sampai akhir hidupnya dan memberiku dua bidadari kecil yang cantik. Aku ingin jadi pahlawan bagi dua bidadari kecilku (anak-anakku).

Demikian jawaban dari beberapa kakak Pramuka SMP Negeri 2 Balen atas 3 pertanyaan yang kami ajukan. Kalau jawaban dari kakak pembaca bagaimana ya? dapat ditulis di kolom komentar ya kak…


HARI PAHLAWAN NASIONAL DAN PIDATO BUNG TOMO

Penulis: Kak Choirul Anam

Setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional. Hari Pahlawan Nasional ditetapkan oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, melalui Keputusan Presiden (Keppres) nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Hari ini adalah Peringatan Hari Pahlawan Nasional ke-61. Peringatan ini untuk mengenang Para Pahlawan yang gugur dalam medan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Gelar Pahlawan tidak hanya untuk yang berseragam prajurit saja, tetapi juga seluruh warga Indonesia yang gugur dalam pertempuran heroik tersebut. Pada peristiwa heroik tersebut, terkenal seorang pemimpin laskar yang menjadi pengobar semangat untuk pertempuran melawan penjajah. Beliau dikenal dengan nama Bung Tomo (nama aslinya Soetomo). Beliau mengobarkan semangat dengan senjata mikrofon pada pancaran Radio Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia dan pidato beliau berhasil mengobarkan arek-arek Surabaya. Masih ingat bagaimana pidato beliau? Kami share kembali pidato beliau untuk mengenang semangat yang berkobar pada waktu itu. Berikut pidato beliau:

Bismillahirrohmanirrohim…

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui.

Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,

menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.

Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara.

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,

Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,

Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,

Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.

Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.

Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.

Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.

Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.

Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.

Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,

dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.

Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.

Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita.

Ini jawaban rakyat Surabaya.

Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.

Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.

Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu

Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah

Yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih

Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi.

Jangan mulai menembak,

Baru kalau kita ditembak,

Maka kita akan ganti menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,

Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.

Percayalah saudara-saudara.

Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!!!


Sumber teks pidato: www.merdeka.com

Monday, November 9, 2020

PUISI TENTANG IBU

Penulis: Kak Indah Nur Rohmawati Wahidah


Puisi tentang ibu ini berisi kumpulan puisi-puisi tentang ibu tercinta, yang menyentuh hati dan penuh kasih sayang. Sangat cocok untuk ungkapan kado ulang tahun dan hari ibu.

Setiap orang terlahir dengan kasih sayang orang tua khususnya seorang ibu tanpa terkecuali. Ibu merupakan orang pertama yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang sampai sekarang. Beliau merupakan seseorang yang telah berjasa bagi kita semua. Pengorbanan seorang ibu sangatlah besar demi anaknya agar kelak dapat hidup bahagia.

Mungkin ada sebagian dari kita yang tidak dapat merasakan kehangatan akan kasih sayang ibu sejak kecil. Oleh karena itu, hendaknya kita bersyukur apabila masih bisa berkumpul dengan ibu kita yang telah membesarkan kita dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

Sunday, November 8, 2020

DIBALIK SANG DUTA PENARI

Penulis: Kak Umaya Rahmawati


Dia begitu hebat, multi Telen dan begitu perfect dalam perfome di setiap event, bahkan semua orang selalu bertepuk tangan meriah saat dia tampil. Aku mengenalnya sejak dia masih duduk di bangku TK. Saat itu ada pertunjukan tayub dalam acara sedekah bumi di rumahku, tahun ini aku ingin menampilkan sesuatu yang beda di acara sedekah bumi ini, ku rekut anak-anak TK, SD untuk menari karena aku suka menari, saat itu lagu yang lagi trend di tahun 2006 lagunya J-Lo my lecon, 4 anak aku latih diteras rumah.

Dia tiba tiba muncul dan bergoyang2 sendiri dengan luwesnya mengikuti gerakan irama yang aku ajarkan ke teman kecilku, ku katakan ke dia, " apakah kau mau ikut bergabung bersama kami " dengan senyum yang luar biasa, dia mengiyakan, berbakat sekali anak ini, baru sekali diajarkan sudah bisa mengikuti alur ( gumanku dalam hati ). Kami berlatih selama satu Minggu. Tiba-tiba orang tua penariku yang baru datang dan memarahiku " anaku laki- laki, tolong jangan ajarkan yang aneh-aneh" Aku syok mendengar hal tersebut, kami pun merasa sedih, tapi dia tetap berkata " aku tetap ikut mbak, aku suka menari, aku ingin terkenal " Senyum ku kembali lagi saat anak tersebut bicara.

Pada hari H di acara sedekah bumi Jumat Pon tepatnya, setelah tayub sore selesai, Bapak Untung selaku pembawa acara mengucapkan beberapa kata kepada audien yang saat itu bikin macet jalan raya. " Wiro woro jangan lupa nanti malam sebelum acara tayuban malam di selenggarakan , ada sedikit tampilan kecil karya anak anak Kedungadem Utara, Monggo di saksikan setelah isya nggeh ". Semua orang antusia mendengar hal tersebut apalagi ibu-ibu. 

Aku saat itu masih duduk di bangku kuliah sedang asik memake up i para penari , tiba-tiba nerfes luar biasa, keringat bercucuran. Dalam hati aku berkata " Ini karya pertamaku, dan ini akan di lihat orang sekecamatan, apakah mereka suka, bagaimana kalau mereka mencemooh ku " pikiran warna warni timbul di otaku.

Pukul 18.00 adzan magrib selesai, kulihat orang-orang masuk sambil berkata " mbak lihat para penonton sudah pada antri, kapan di mulai "
Ku tengok kaca pintuku , " masya Allah banyak sekali penontonnya "
Semakin bercucuran keringat ini.

Pukul 20.00 semua penariku siap, tepuk tangan luar biasa terdengar jelas di telingaku tatkala pembawa acara memangil-mangil nama kami. Para penari telah siap untuk tampil. Tapi, tiba tiba ada masalah yang membuat penonton kecewa, CD yang dipakai tidak bisa di putar, keringat jagung kembali muncul di keningku. 5, 10 menit dan akhirnya 15 menit baru bisa, tiba-tiba muridku yang baru ikut menari itu memberikan kaset baru ke aku, dia bilang ke aku "untung aku punya copyannya"

" Thanks, terima kasih"
( Dengan nada berteriak dan bersykur )

Musik pun dimainkan, penoton yg sudah tak sabar melihat aksi kami, akhirnya terobati dengan perfome para penari, dan yang membuat tampilan menari, Penari baruku, dia laki-laki tapi begitu luwes dan talenta. Perjalanan karirnya tidak berjalan mulus ketika dia beranjak di bangku SMP tatkala bapaknya meninggal, dia sebagai anak laki-laki harus mencari nafkah untuk adeknya yang baru lahir, apapun dia lakukan, dia mulai belajar merias wajah, belajar menjadi badut, MC, dll. Hingga dia memperjuangkan untuk kuliah di ISI solo dengan beasiswa karena skil nya. Perjalan demi perjalan dia lalui utk mencapai karirnya, dari pangung ke pangung dia lalui, dengan berbusana cantik nan elok di temani patner kerjanya yang berprofesi sama dengan dia, hingga sampai sekarang dia begitu terkenal dan menjadi duta penari, walaupun begitu dia tidak pernah lupa dan sombong. 
Semoga kau bisa menjadi penari internasional kelak nak.

Dan ku juluki  dia Laura ( Lanang wedok ora )

Mayi Maya mayo

Saturday, November 7, 2020

CARAKU MEMANJAKAN SANG SEMPURAN

Penulis: Kak Umaya Rahmawati


Panas sudah mencapai 40 derajat, gersang benar benar gersang, serasa di gurun pasir
Ku telusuri jalanan kota Bojonegoro dengan keringat bercucuran di dalam helm kebanggan ku
Es degan, es teh, teh poci menari-nari di sepanjang jalan seraya merayu si haus dahaga untuk menikmati tetesan demi tetesan segeranya
Saat itu tepatnya aku sedang berpuasa pada hari Kamis, dan yang melihat kesegaran yang begitu hakiki hanya dapat berucap dalam batin "andai aku tak puasa, sudah ku jamah mereka"
Bisikan setan menjadi-jadi tatkala aku lewat di jalan menuju stadion Bojonegoro, berbagai jajan favorit berjejer disana
Ku tengok jam 13.00
Matahari sedang teriak-teriak di atas kepala
"Masih 3 jam lagi , lama sekaliii" Gerutuku dalam hati.
Akhirnya sampailah aku di pom bensin Kalianyar ku isi bensinku, dan kemudian ku masuk masjid
Dan aku tersadar bahwa, ini ujianku, puasa ini wajib untukku, karena nazarku
Sempat aku melalaikan tugasku Tuhan

Mayi Maya mayo

Friday, November 6, 2020

SYUKURI NIKMAT

Penulis: Kak Listari


Banyak cara orang mensyukuri nikmat
Nikmat luang waktu, nikmat sempat dan nikmat sehat
Demikian juga, aku sebagai salah satu umat
Aku awali pagiku dengan berniat
Mengabdi kepada Allah sang pencipta jagat

Menyongsong sinar matahari yang hangat
Kuraih motor dan berangkat
Pagi.........., jangan sampai terlambat
Menyapa sekolah  dan para sahabat
Dekat tapi tidak berjabat 

Sejenak aku diam dan menata hasrat 
Hasrat bermesraan dengan  lingkungan tanpa syarat

Itulah, salah satu caraku mensyukuri nikmat
Menyentuh, membelai sampah dan rerumputan yang lebat
Semoga Allah meridhoi usahaku yang kuat
Bersih hati, bersih lingkungan dan senantiasa sehat.


Lies, 5-11-2020

Wednesday, November 4, 2020

RADIO DAN AKU

Penulis: Kak Listari


Berawal dari masa kanak-kanak, radio adalah barang yang sangat berarti bagiku. Minggu pagi, aku sering memutar-mutar potensi radio untuk mencari acara kanak-kanak. Suara nyaring ibu-ibu guru TK yang memanggil putra-putri yang akan tampil, bernyanyi, membaca puisi, bercerita atau yang yang lainnya. Sambil komat-kamit tak jelas, mulut kecilku ikut menirukan lagu-lagu yang kebetulan aku kenal. Radio juga pertanda jika aku harus segera bangun pagi jika lagu Indonesia raya sudah mulai di putar. 

Acara lain yang aku tunggu adalah cerdas cermat yang di siarkan secara langsung. Walau hanya suara terdengar, namun aku ikuti dengan sebaik-baiknya. Banyak ilmu yang aku timba dari cerdas cermat tersebut.

Salah satu acara yang hampir tidak ketinggalan adalah tangga lagu-lagu. Baik lagu dangdut maupun lagu pop. Pada acara ini sangat mendebarkan, karena takut lagu favorit akan turun tangga. Tak jarang, aku kecewa karena lagu yang aku andalkan tiba-tiba turun beberapa tangga. Hadeh. Yang paling asyik lagi adalah, acara serial drama. Banyak serial drama yang aku ikuti, salah satunya misteri gunung Merapi. Serial drama yang bisa membawa pendengar larut dalam cerita, menangis, tertawa, marah dan sebagainya.


Semasa SMP, radio adalah sahabatku sepanjang pagi. Betapa tidak, saat SMP aku sekolah di SMP swasta dan masuk siang, sedang teman-temanku banyak yang di SMP Negeri masuk pagi, sehingga sahabat pagiku adalah radio. Mulai bangun tidur aku sudah putar radio. Bersih-bersih sekitar rumah, mencuci pakaian, bantu ibu masak, radio selalu menemani tidak jauh dariku. Lagu-lagu pop yang sering aku dengarkan, hingga aku banyak yang hafal lagu-lagu pop Indonesia saat itu. Mulai dari Betaria Sonata, Meriam Bellina, Jamal Mirdad, Dian Pisesha, Boy Sandi dan masih banyak yang tidak ingat untuk kusebutkan.

Radio juga merupakan petunjuk waktu bagiku. Jika sudah waktunya berita di salah satu stasiun radio, ada siaran berita jam 11, artinya aku harus sudah mulai mandi dan bersiap-siap untuk sholat dhuhur dan berangkat sekolah. 

Kecintaanku terhadap radio, ternyata menurun dari bapakku. Sering ketika aku tertidur, tiba-tiba radio sudah berpindah di kamar ayah. Sebaliknya, sering radio yang di tinggal tidur oleh ayah, aku ambil pelan-pelan. Radio di rumahku memang cuma satu, tapi kami sering bergantian. Ada acara yang sering kami nikmati sekeluarga, yaitu ludruk RRI. Biasanya kalau sudah Jumat malam, radio selalu ayah yang pegang. Yach beliau memutar ludruk RRI dengan kencang, hingga seluruh keluarga bisa mengikuti ceritanya. Namun ada satu acara yang sampai saat ini aku tidak bisa menikmati, yaitu WAYANG. Setiap Sabtu malam, pasti ayah memboyong radio bersama beliau. Kadang-kadang aku tersenyum sendiri, karena radio ada di dalam sarung. Ya di keloni (dipeluk). Mungkin beliau takut kehilangan cerita wayang malam itu.

Cinta radio bukan hanya ayah dan aku saja, ibu dan ibu mertuaku juga pecinta radio. Setiap pagi ketika harus aku tinggal di rumah, untuk kerja, ibu dan ibu mertuaku juga di temani radio. Mereka punya masing-masing. Tak jarang 2 radio terdengar dua-duanya, walau satu kamar. Dan sekarang, ketika ibu harus meninggalkan kami selamanya, radio itu masih aku simpan.


O ya, ada satu acara yang hampir tidak pernah absen, yaitu acara TRIO BURULU, acara komedian dan merupakan potret masyarakat kala itu. Yach...acara TRIO BURULU kepanjangan dari BUnali, RUminah, Lumut, ada di Radio SUSANA, Surabaya. Acara ini sering mengocak perut dengan peran mereka masing-masing.

Singkat cerita, ketika aku tugas di kecamatan Gondang, Radio juga menemani aku di setiap waktu. Tugas di sebuah desa yang jauh dari rumah asalku tanpa suami dan keluarga lain, radio cukup menggantikan mereka sementara. Di wilayah ini radio Wijangsongko Kediri yang paling sering aku putar, karena suara terdengar jelas dan acaranya banyak yang menarik. Seiring perkembangan zaman, radio tergeser keberadaannya, termasuk aku, perlahan-lahan, aku meninggalkannya. Namun demikian, aku masih sesekali memutarnya walau tidak seteratur dulu. Radio sangat berarti bagiku.

Ditulis tanggal 03 November 2020

PENGERTIAN DAN SYARAT PRAMUKA PENGGALANG GARUDA

Penulis : Admin blog Salam Pramuka! Kakak-kakak yang berbahagia, hari ini kami akan bercerita tentang Pramuka Penggalang Garuda. Apa pengert...