Friday, December 11, 2020

KISAHKU KETIKA NGAJI

Penulis: Kak Listari


Pak/Mbok, aku budhal ngaji (Bapak/ibu, saya berangkat mengaji). Begitu pamitku kepada ayah dan ibuku. Setiap sore menjelang magrib, aku berpamitan kepada orang tua untuk ngaji TURUTAN (kitab dasar untuk anak yang baru belajar ngaji). Saat itu usiaku baru sekitar enam tahunan. Aku memang rajin pergi ke LANGGAR (surau), tak peduli hujan atau becek sekalipun, aku tetap berangkat ngaji. Jika gerimis turun, ayah atau ibukku mengambilkan satu daun pisang untuk aku jadikan pelindung (pengganti payung). Jika jalanan becek, sandal aku tenteng di tangan. Istilahnya NYEKER (berjalan tanpa alas kaki). Jika cuaca cerah, aku sering berangkat lebih awal. Dengan tujuan bisa bermain lebih dulu. Di halaman surau, aku sudah di tunggu teman-teman sebayaku, (maaf gak pakai mbak) ada Mutmainah, Siti Aminah dan masih banyak lagi.

Pernah suatu hari, sebelum tiba sholat magrib, aku dan teman-teman OBAK  DELIKAN (bermain petak umpet). Sasaran untuk sembunyi aku pilih di bawah kolong surau. Saat itu bangunan surau seperti rumah panggung, jadi ada ruang atau rongga di bawahnya. Aman bagiku untuk sembunyi dibawahnya, karena badanku yang mungil. Singkat cerita, waktu sholatpun tiba. Seperti biasa, aku ambil wudhu dan bergegas masuk surau. Ketika aku melangkahkan kaki naik ke surau, beberapa temanku teriak, "Uler, Uler," sambil menunjuk ke arah kerah bajuku yang berwarna putih saat itu. Kontan aku kaget dan berusaha menepiskan tangan kiriku ke arah kerah baju, sambil menoleh, aku lihat seekor ULER GENI (ulat berbulu hitam), sebesar ibu jari sedang bertengger di pundak ku. Ya Allah, takut campur jijik aku dibuatnya. Sejak saat itu aku takut sana ulat.


Masih di tempat yang sama di surau yang berkah, Listari kecil juga sering usil. Usil yang ini tak pernah aku lupakan. Ketika sholat magrib berjalan, aku berada persis di sebelah kiri Dhe Nyamirah (alm), dan saat itu sedang duduk diantara sujud. Pada awalnya aku tidak sengaja jika kaki kananku tertindih pantat DheYam. Seharusnya, duduk antara dua sujud berikutnya, kakiku harus ditata agar tidak tertindih yang kedua. Namun saat itu rasa usilku tiba, justru saat duduk takiyat pertama, kakiku aku selonjorkan lebih panjang lagi biar tertindih. Dan juga takiyat akhir, makin panjang lagi, kaki ku selonjorkan. Alhasil DheNyam tidak nyaman dengan keusilanku. Selesai salam, sedikit omelan aku dapatkan dari beliau. Yach...... karena aku salah, cukup diam seribu bahasa. (Al-fathehah untuk beliau, semoga Husnul khotimah)

Keusilanku tidak hanya berhenti disitu saja. Saat itu aku sudah kelas 4 SD. Lis, Mut, Siti, memang tiga serangkai yang jarang terpisahkan. Saat SD, sekolah, ngaji, bermain, mandi di sungai, sering bareng. Usilpun juga bareng-bareng. Di RT kami terkenal Dhe Sariyem penjual lonthong. Setiap selesai sholat magrib, bisa di pastikan lonthong DheYem sudah matang. (Wayahe ngentas). Bau kas sayur lodeh yang tercium di sekitar, membuat yang mencium tertarik untuk membelinya. Saat itu giliran ngaji kami bertiga sudah selesai. "Ayo nomahe DheYem" salah satu dari kami mengajak. Bertiga setuju, dan berangkatlah ke sebelah barat dapur DheYem (kebetulan jalan setapak).

Di sini setan membisiki kami, entah siapa yang punya ide, tiba kami mengambil dahan daun pepaya. Untuk apa hayooo. Yach.... ini salah satu keusilan kami. Batang daun pepaya kami pakai meniup UBLIK (lentera) nya DheYem yang di gantung di sela-sela dinding yang terbuat dari bambu. Tiupan itu seolah-olah ada angin dari luar dan menerpa lentera. Tiupan pertama oleh Mutmainah, dan matilah lentera di dalam dapur. Terdengar suara lembut DheYem dari dalam. "Hadeh ublikku mati, kenek angin" Sambil menghidupkan kembali dengan mengambil api dari PAWON. Tiupan keduapun kami lakukan. Tapi untung tidak kami lakukan tiupan ketiga, karena suara adzan Isyak sudah terdengar. (Al Fatihah untuk DheYem, semoga tenang di surgaNya) Aamiin.

The third true story
Lies 5-12-20

Sunday, December 6, 2020

KALI APUR (My True Story)

Penulis: Kak Listari


KALI APUR begitu penduduk di desaku menyebut sungai yang melintas di kampung halamanku. Sungai yang menyimpan berjuta kenangan pada masa kecilku, saat ini hampir tidak dikunjungi siapapun. Sungai ini dulu memamng bersih dan indah. Ketika musim kemarau, air yang mengalir sangat jernih. Pada masa-masa begini kami anak-anak dan para remaja bahkan orang dewasa, banyak yang sibuk ambil pasir untuk menguruk jalan kampung. Yach benar, tokoh dukuh bersama warga sering membagi jalan untuk diuruk dengan pasir. Saat itu memang belum ada katel atau sebangsanya. Jalan sepanjang kampung dibagi sesuai jumlah KK yang ada. Cukup ditandai dengan sepotong kayu bambu yang diberi nama. Sangat jelas ingatanku, bahwa keluarga ayahku dapat bagian nomer dua dari ujung utara. Setiap pulang sekolah aku sering bantu kakak-kakakku untuk ambil pasit di sungai. Aku hanya kuat dengan membawa tompo atau bojok. Itupun sudah terasa berat di tubuhku yang mungil.Alhasil, jalan bagian keluargaku selesai lebih cepat, kenapa hayo? Jawabnya, karena kakakku laki-laki semua. Alhamdulillah aku diciptakan Allah memang anak tercantik di keluargaku, dari 8 bersaudara, aku yang paling cantik. Karena ketujuh saudaraku laki-laki semua. Melalui sungai jalan kampungku jadi tidak becek.

Hal yang sangat aku sukai lagi jika air sungai sedang tidak dalam, yaitu GOGO (mencari ikan pakai tangan). Seperti saya ceritakan di atas, kakakku laki-laki semua. Tak heran kalau mereka suka gogo. Karena mereka panutan bagiku, aku sering ikut cebur sungai dan Gogo. Udang kecil, wader jathul, wader, sepat sering kutangkap. Pernah suatu saat tanganku mencoba masuk ke lobang (Leng), eee di dalam lobang ada yang berontak, kaget campur takut aku tarik tanganku, ternyata ada ikan lumayan besar yang lompat. Pingin nangis tapi malu. Eman-eman, tapi ya sudahlah belum rejeki. Sering juga tanganku masuk lobang, eee yang ada kepiting (yuyu).


Lain lagi ceritanya jika air pasang, orang bilang SOSOK NGGAWAN, artinya Bengawan Solo (Nggawan) sedang meluap sehingga air yang dari sungai tidak bisa mengalir di Bengawan Solo, Dar air terkunci (sogok). Saat-saat seperti ini sering saya tunggu, karena airnya bening, seru kalau dipakai BLURON (renang yang gak tahu waktu), saat bluron inilah, kami sebaya sering lomba SLURUP (menenggelamkan diri di dalam air). Sering juga kita CIBLON (membuat musik di air dengan tangan). Yang tak kalah menariknya, aku dan kawan-kawan sering membuat pelampung dari jarit ibu kami. Jarit di basahi, digelembungkan, dan dipakai renang. Kakak-kakakku memang kreatif, kalau sudah musim begini, mereka sering membuat GETHEK (perahu yang dibuat dari batang pisang). Dan aku sering ikut mengapung di atas gethek berjam-jam. Bermain sambil mencari ranting-ranting kayu di kanan kiri sungai.

Lain lagi kalau air datang dari hulu, deras dan keruh. Aku juga heran dengan diriku sendiri, kok berani melakukan hal sekonyol itu. Apa hayoo? Aku sering jalan ke arah hulu, lumayan jaraknya, antara 100 sd 200 meter. Di arah hulu aku turun ke sungai, dan dengan nekat, aku ikut arus sungai dan berakhir di tempat asal. Yach itulah kenyataan yang bisa emmbuat aku bisa renang.

The second true story. 04-12-20

Saturday, December 5, 2020

TERIMA KASIH GURUKU

Penulis: Kak Indah Nur Rohmawati Wahidah



Guru selalu membantu kita kalau ada masalah. Karena itulah, kita harus menghormati dan mendengarkan guru. Guru bisa saja marah. Tapi, waktu marah itu, bukan berarti guru tidak menyayangi kita atau tidak peduli pada kita. Tahun lalu, saat aku masih kelas 3 SD, guru wali kelasku adalah Pak Tegar dan Ibu Deddy. Tahun ini, aku sudah naik kelas empat. Guru wali kelasku sudah tidak sama lagi. Saat awal masuk kelas empat, guru wali kelasku memperkenalkan dirinya. Namanya Ibu Ika. Dia mengajar pelajaran matematika. Ibu Ika tidak hanya mengajar di kelasku, tapi juga di kelas lainnya. Guru Bahasa Inggris aku adalah Ibu Suci. Kalau guru Bahasa Indonesia aku adalah Pak Danu. Ibu Suci dan Pak Danu juga mengajar di kelas lainnya.

Pelajaran tahun ini sangat sulit dibandingkan tahun lalu. Tapi, guruku selalu menerangkan terus menerus sampai kami mengerti pelajarannya. Guruku selalu membantu kami kalau ada masalah. Misalnya, kalau salah satu dari kami ada yang merasa sakit atau tidak nyaman, ibu bapak guru akan segera membawa kami ke Unit Kesehatan Sekolah, atau sering disingkat UKS. Kita harus menghormati bapak ibu guru karena mereka selalu menjaga kita saat di sekolah.

Setiap guru pasti mempunyai peraturan di kelas. Kami harus mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh guru kami. Tapi, masih masih ada saja beberapa murid yang tidak mau mematuhi peraturan itu. Misalnya, kami tidak boleh berlari dan bermain di kelas, tapi masih ada yang berlari dan bermain di kelas. Hal itu memyebabkan murid-murid yang lain bisa terganggu dalam belajar. Kalau kami tidak mematuhi peraturan, guru kami bisa marah. Guru kami marah bukan karena guru kami tidak menyayangi atau tidak peduli, tapi karena mereka menyayangi kami dan ingin kami menjadi murid yang lebih baik. Waktu kami tidak mematuhi peraturan, guru kami memberi kami peringatan. Tetapi, biasanya kami masih saja melakukan hal yang sama, tetap tidak mematuhi peraturan. Seharusnya kami selalu mematuhi peraturannya agar kami tidak mendapat peringatan.

Di sekolah kami, juga terdapat banyak peraturan. Salah satunya adalah kami harus menjaga kelas dan area sekolah lainnya bersih dan rapi. Setiap hari ada beberapa murid yang ditugaskan untuk merapikan dan membersihkan kelas. Ada yang ditugaskan untuk merapikan buku, merapikan meja dan kursi, dan ada yang ditugaskan untuk memastikan laci murid-murid sudah bersih. Dengan itu kami sudah membantu guru kami dan juga membantu petugas kebersihan sekolah untuk membersihkan dan merapikan kelas.

Di sekolahku ada banyak pelajaran. Ada pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Science, Social Studies, Kesehatan, Matematika, Kesenian, Musik, Agama, Komputer, dan Olahraga. Setiap pelajaran selalu ada guru yang mengajari kami tentang pelajarannya dengan cara yang mengasyikan. Setiap pelajaran juga selalu ada ujian dan ulangannya. Guru kami selalu menyiapkan lembar pekerjaan sebelum ujian atau ulangannya dimulai.

Guru kami telah melakukan banyak hal untuk kami, agar kami menjadi pintar dan lebih baik. Karena itu, kami harus berterima kasih kepada guru kami. Sebenarnya, guru kami sudah merasa sangat senang kalau kami menjadi murid yang baik. Jadi, untuk membanggakan guru kami, setiap murid harus menjadi murid yang baik. Semua guru yang mengajariku adalah guru idolaku. Karena, semua guru telah melakukan segala hal yang terbaik untukku dan teman-temanku. Mereka sudah menjaga kami. Mereka juga sudah menjadikan kami murid yang lebih baik. Terima kasih guru-guruku

Friday, December 4, 2020

RINDUKU SEMU

Penulis: Kak Listari


Duapuluh tiga hari berlalu
Tiada canda ataupun guraumu
Derap kakimupun membisu
Lenyap bersama bayangmu

Sahabat setiaku
Adakah rindu di relung hatimu

Ingin ku jabat erat tanganmu
Menikmati senyummu
Mendengar gelegar tawamu
Merasa cubitan manjamu

Namun sahabatku
Rinduku masih semu
Menunggu dan menunggu
Sampai tiba waktu

Lies, 070420

Thursday, December 3, 2020

TKK dan SKK Penangkap Ikan

TKK Penangkap Ikan


Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat menggunakan salah satu alat penangkap ikan, misalnya kail, seser (tampi, saringan), bubu, jala dan sebagainya,
2) dapat mencari umpan dan tahu umpan untuk masing-masing jenis ikan,
3) dapat memperlihatkan hasil penangkapan ikan olehnya,
4) dapat membuat pelampung kail.
 
Untuk Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat mempergunakan 2 macam alat penangkap ikan, tahu ukuran-ukuran dan gunanya,
b) mempunyai pengetahuan tentang berbagai jenis ikan yang hidup di daerahnya, dan mengetahui umpan serta alat untuk menangkapnya,
c) dapat membuat salah satu alat penangkap ikan, pelampung, serangga buatan,
d) dapat memperlihatkan hasil usahanya menangkap ikan, membersihkan dan memasaknya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga sehingga mencapai TKK Penangkap Ikan.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Juru Penangkap Ikan Tingkat Purwa,
b) tahu dan dapat mempergunakan beberapa macam alat penangkap ikan,
c) tahu peraturan dan etika menangkap ikan, tahu waktunya dan besarnya ikan yang ditangkap,
d) tahu dan dapat memperbaiki kerusakan kecil pada alat penangkap ikan, misalnya joran yang patah, tali kail putus, jala yang koyak, mengasah mata kail, dan sebagainya, dan dapat menggunakan simpul-simpul yang berkaitan dengan itu,
e) mempunyai catatan tentang pengalamannya menangkap ikan, misalnya cuaca, jenis dan berat ikan, dan hasil penangkapannya selama satu musim (lk. 3 bulan)
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Penangkap Ikan Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Penangkap Ikan Tingkat Madya,
b) mengetahui perairan di sekitar rumahnya dalam radius 25 km,
c) tahu dan telah ikut serta dalam penangkapan ikan laut dengan salah satu cara menangkap ikan, misalnya dengan jaring seret, jaring biasa, jala, dan sebagainya dan penangkapan tiram,
d) dapat menerangkan bentuk, guna dan cara memakai jaring biasa, jaring seret, serta memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil,
e) tahu tempat berbahaya, tanda akan ada badai, hujan, ombak besar, dan sebagainya, cara menghindarkan diri dari bahaya, dan tanda-tanda minta pertolongan.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Penangkap Ikan Tingkat Madya

Sumber: Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 132 Tahun 1979 Tentang Syarat-syarat dan Gambar-gambar Tanda Kecakapan Khusus (TKK)

Wednesday, December 2, 2020

TKK dan SKK Peternak Kelinci

Gambar TKK Peternak Kelinci

Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat membuat kandang kelinci yang sederhana,
2) dapat memelihara sedikitnya seekor kelinci betina.
 
Untuk Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat membuat kandang kelinci yang sederhana, tetapi kuat dan sesuai untuk peternakan kelinci,
b) dapat memelihara sedikitnya 4 ekor kelinci betina,
c) dapat mengawinkan dan memelihara sedikitnya seekor kelinci betina sampai melahirkan dan menyusui anaknya hingga mencapai umur 2 bulan,
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Peternak Kelinci.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Peternak Kelinci Tingkat Purwa,
b) dapat melaksanakan ketentuan tentang kebersihan dan kesehatan yang diperlukan untuk peternakan kelinci,
c) dapat menyembelih, menguliti dan memasak kelinci
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Peternak Kelinci Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Peternak Kelinci Tingkat Madya,
b) dapat melaksanakan ketentuan tentang kebersihan dan kesehatan yang diperlukan untuk peternakan kelinci,
c) dapat menyembelih, menguliti dan memasak kelinci.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Peternak Kelinci Tingkat Madya

Tuesday, December 1, 2020

TKK dan SKK Perenang

Gambar TKK Perenang

Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) berenang dengan gaya bebas sejauh 15 meter,
2) mengapung di atas punggungnya selama lebih kurang 10 detik dalam air tawar atau 15 detik dalam air asin, atau secara tegak dengan gerakan kaki/tangan selama lebih kurang 20 detik dalam air tawar atau 30 detik dalam air asin, dengan kaki tanpa menyentuh dasar,
3) berenang dengan salah satu gaya tertentu sejauh sedikitnya 10 meter,
4) dapat menyelam dan melompat ke dalam air dari tepi kolam papan loncat.
 
Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) berenang sejauh 15 meter, dengan berpakaian seragam, dan melepaskan pakaiannya dalam air (dengan kaki tanpa menyentuh dasar),
b) berenang gaya punggung sejauh 20 meter, gaya katak sejauh 20
meter, gaya samping/gaya bebas sejauh 20 meter, secara berturut-turut sehingga jarak yang ditempuh berjumlah 60 meter,
c) menyelam dalam air, dan mengambil benda di dasar sedalam tidak lebih dari 2 meter,
d) terjun dengan baik dari tepi kolam renang.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Perenang.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Perenang Tingkat Purwa,
b) berenang sejauh 20 meter dengan pakaian seragam, serta melepaskan pakaiannya dalam air, dengan kaki tanpa mengenai dasar,
c) mengapung di atas punggung atau dengan gerakan tangan/kaki selama sedikitnya 40 detik dalam air tawar atau 45 detik dalam air asin,
d) berenang dengan gaya punggung sejauh 25 meter, gaya katak sejauh 25 meter, dan gaya bebas sejauh 25 meter, secara berturut-turut, sehingga jarak tempuh seluruhnya berjumlah 75 meter, atau jarak itu ditempuh dengan satu macam gaya saja,
e) menyelam dan mengambil benda di dasar kolam renang sedalam 3 meter.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
 f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Perenang Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Perenang Tingkat Madya,
b) berenang dengan gaya punggung sejauh 50 meter, gaya katak sejauh 50 meter, dan gaya bebas sejauh 50 meter, secara berturut-turut, sehingga jarak tempuh seluruhnya berjumlah 150 meter atau jarak itu ditempuh dengan satu macam gaya saja,
c) berenang menyelam selama 60 detik, dengan kaki tanpa mengenai dasar
d) berenang mengapung selama 3 menit di air tawar atau 5 menit di air asin, dengan kaki tanpa mengenai dasar,
e) berenang sejauh 200 meter, dengan beberapa macam gaya menurut pilihannya,
f) terjun lomba dari tepian dan loncat dari papan loncat setinggi 3 meter dengan beberapa cara.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
g) mengetahui cara dan dapat memperlihatkan praktek menolong orang yang tenggelam,
h) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Perenang Tingkat Madya

Monday, November 30, 2020

TKK dan SKK Pengamat

Gambar TKK dan SKK Pengamat

Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat menggunakan pancainderanya untuk mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, diraba, atau suara yang didengarnya,
2) dapat mengikuti jejak sejauh 1 km dengan menggunakan tanda jejak sederhana (secara Siaga),
3) mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis binatang yang terdapat di sekitarnya, atau
4) mengetahui nama dan mengenal macam tumbuh-tumbuhan/buahbuahan/sayur sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di daerahnya.
 
Untuk Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat mengingat 10 dari 15 macam benda yang dilihatnya dalam 1 menit (dilakukan dua kali percobaan dengan benda-benda yang berlainan),
b) dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,
c) dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70% dari seluruh tanda yang dibuat penguji,
d) (1) mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang ada di sekitarnya, atau
d) (2) mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuhtumbuhan/buah-buahan/ sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di daerahnya, atau
d) (3) mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur (fungi) yang dapat dimakan atau yang beracun, yang tumbuh di daerahnya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Pengamat.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Purwa,
b) dapat mengingat sedikitnya 12 dari 18 benda yang dilihatnya dalam 1 menit, misalnya barang-barang dagangan di warung, macam-macam tanaman di kebun, dan sebagainya (dilakukan 2 kali percobaan dengan benda berlainan),
c) dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 9 dari 12 macam benda yang diraba, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,
d) dapat mengikuti jejak sejauh 5 km dengan menggunakan tanda jejak dan surat-surat penunjuk jalan, serta dapat mengingat kembali tiga di antara lima tempat penting yang dilewatinya, misalnya masjid/gereja, pasar, poliklinik, rumah sakit, dokter, dan
lain-lain,
e) bersama seorang kawan dapat membuat laporan/tertulis tentang sesuatu kejadian/peristiwa yang dilihatnya dan berlangsung kira-kira lima menit
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
 f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Pengamat Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Madya,
b) dapat mengingat 15 dari 20 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, misalnya barang-barang di toko/pasar, makanan di meja pesta, peserta suatu rapat, Pramuka dalam latihan, dan sebagainya,
c) dapat mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan peta, kompas, dan surat-surat penunjuk jalan; sesudah sampai di tempat terakhir dapat menunjukkan dalam peta itu letak dari (sedikitnya) 3 di antara 5 tempat penting yang dilewatinya, misalnya
masjid/gereja, sekolah, rumah sakit/dokter, pasar, bengkel, dan sebagainya,
d) telah mengamati sutau tempat/ruang, mendengar suara, meraba, mencium barang-barang dalam ruangan itu dalam waktu seluruhnya 5 menit, kemudian bersama dua orang kawan lainnya harus dapat melaporkan ”dugaan” tentang peristiwa yang terjadi
di tempat itu, dan kira-kira 60% benar.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Pengamat Tingkat Madya

Sunday, November 29, 2020

TKK dan SKK Gerak Jalan

Gambar TKK Gerak Jalan

Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri dan berjalan (cepat/ lambat)
2) mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki,
3) pernah mengikuti gerak jalan dalam satuan barung/perindukannya sejauh 5 km untuk putra dan 3 km untuk putri dan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali.
 
Untuk Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan (secara cepat/lambat), start waktu berlomba gerak jalan,
b) mengerti cara mencegah dan merawat lepuh di kaki, cara beristirahat selama dan sesudah gerak jalan,
c) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 10 km untuk putra dan 8 km untuk putri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Gerak Jalan.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Purwa,
b) mengerti cara dan telah melakukan pengaturan nafas, langkah, dan peraturan peraturan yang berlaku bagi lomba gerak jalan umumnya
c) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 15 km untuk putra dan 12 km untuk putri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali,
d) mengerti cara mencegah dan merawat peserta gerak jalan yang ”hilang semangat” (collapse/flauwte), kejang (krampen), dan tersengat sinar matahari (zonnesteek)
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Gerak Jalan Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Madya,
b) mengerti cara dan telah membiasakan diri untuk latihan berjalan kaki setiap hari, sekurang-kurangnya 2 km,
c) mengerti cara dan telah melakukan ”langkah Pramuka” sejauh 2 km dalam waktu 14½ sampai 15½ menit, tanpa memperlihatkan nafas terengah-engah, sedikitnya dilakukan 2 kali,
d) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 25 km untuk putra dan 15 km untuk putri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Gerak Jalan Tingkat Madya

Saturday, November 28, 2020

TKK DAN SKK PENGARANG

Gambar TKK Pengarang

Untuk Golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat menyebut nama dan karya dari sedikitnya seorang pengarang Indonesia yang terkenal,
2) dapat menyusun/mengarang sebuah sajak atau karangan singkat,
3) mengetahui dua buah cerita daerah (legenda), dan dapat menceritakannya,
4) dapat menceritakan kembali sebuah cerita anak-anak yang telah dibaca, didengar atau dilihatnya, dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang disusunnya sendiri.
 
Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) mengenal sekedarnya nama dan karya sedikitnya seorang dari dua di antara tiga kelompok di bawah ini:
(1) Pujangga Baru,
(2) Angkatan 45,
(3) Angkatan Mutakhir,
b) dapat menyusun karangan berbentuk prosa, dengan judul yang ditentukan sendiri, sebanyak 1-2 halaman ketik folio (spasi ganda), atau antara 200 – 300 patah kata (karangan dapat pula ditulis dengan tangan),
c) dapat menyusun/mengarang salah satu di antara pantun atau soneta.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai TKK Mengarang.
 
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Mengarang Tingkat Purwa,
b) dapat menyusun sebuah karangan berbentuk cerita pendek atau laporan,
c) mengenal ciri dan dapat membuat salah satu di antara:
(1) prosa liris,
(2) pantun,
(3) syair/sajak.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) dapat menyusun konsep surat undangan, surat lamaran pekerjaan, surat pernyataan duka cita, ucapan terimakasih, dan lain-lainnya,
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Mengarang Tingkat Purwa.
 
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Mengarang Tingkat Madya,
b) (1) dapat menyusun sebuah sajak,
(2) dapat menyusun dua buah karangan yang dipilihnya di antara jenis:
- novel,
- cerita pendek,
- essay,
- kritik,
- laporan kerja,
- pengetahuan populer,
c) dapat menyusun sinopsis sebuah sandiwara sederhana.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) dapat membaca naskah sebuah cerita atau pidato atau ceramah yang disusunya sendiri di depan orang banyak,
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Mengarang Tingkat Madya
 
Sumber: Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 132 Tahun 1979 Tentang Syarat-Syarat dan Gambar-Gambar Tanda Kecakapan Umum (TKK)

PENGERTIAN DAN SYARAT PRAMUKA PENGGALANG GARUDA

Penulis : Admin blog Salam Pramuka! Kakak-kakak yang berbahagia, hari ini kami akan bercerita tentang Pramuka Penggalang Garuda. Apa pengert...