Friday, December 11, 2020

KISAHKU KETIKA NGAJI

Penulis: Kak Listari


Pak/Mbok, aku budhal ngaji (Bapak/ibu, saya berangkat mengaji). Begitu pamitku kepada ayah dan ibuku. Setiap sore menjelang magrib, aku berpamitan kepada orang tua untuk ngaji TURUTAN (kitab dasar untuk anak yang baru belajar ngaji). Saat itu usiaku baru sekitar enam tahunan. Aku memang rajin pergi ke LANGGAR (surau), tak peduli hujan atau becek sekalipun, aku tetap berangkat ngaji. Jika gerimis turun, ayah atau ibukku mengambilkan satu daun pisang untuk aku jadikan pelindung (pengganti payung). Jika jalanan becek, sandal aku tenteng di tangan. Istilahnya NYEKER (berjalan tanpa alas kaki). Jika cuaca cerah, aku sering berangkat lebih awal. Dengan tujuan bisa bermain lebih dulu. Di halaman surau, aku sudah di tunggu teman-teman sebayaku, (maaf gak pakai mbak) ada Mutmainah, Siti Aminah dan masih banyak lagi.

Pernah suatu hari, sebelum tiba sholat magrib, aku dan teman-teman OBAK  DELIKAN (bermain petak umpet). Sasaran untuk sembunyi aku pilih di bawah kolong surau. Saat itu bangunan surau seperti rumah panggung, jadi ada ruang atau rongga di bawahnya. Aman bagiku untuk sembunyi dibawahnya, karena badanku yang mungil. Singkat cerita, waktu sholatpun tiba. Seperti biasa, aku ambil wudhu dan bergegas masuk surau. Ketika aku melangkahkan kaki naik ke surau, beberapa temanku teriak, "Uler, Uler," sambil menunjuk ke arah kerah bajuku yang berwarna putih saat itu. Kontan aku kaget dan berusaha menepiskan tangan kiriku ke arah kerah baju, sambil menoleh, aku lihat seekor ULER GENI (ulat berbulu hitam), sebesar ibu jari sedang bertengger di pundak ku. Ya Allah, takut campur jijik aku dibuatnya. Sejak saat itu aku takut sana ulat.


Masih di tempat yang sama di surau yang berkah, Listari kecil juga sering usil. Usil yang ini tak pernah aku lupakan. Ketika sholat magrib berjalan, aku berada persis di sebelah kiri Dhe Nyamirah (alm), dan saat itu sedang duduk diantara sujud. Pada awalnya aku tidak sengaja jika kaki kananku tertindih pantat DheYam. Seharusnya, duduk antara dua sujud berikutnya, kakiku harus ditata agar tidak tertindih yang kedua. Namun saat itu rasa usilku tiba, justru saat duduk takiyat pertama, kakiku aku selonjorkan lebih panjang lagi biar tertindih. Dan juga takiyat akhir, makin panjang lagi, kaki ku selonjorkan. Alhasil DheNyam tidak nyaman dengan keusilanku. Selesai salam, sedikit omelan aku dapatkan dari beliau. Yach...... karena aku salah, cukup diam seribu bahasa. (Al-fathehah untuk beliau, semoga Husnul khotimah)

Keusilanku tidak hanya berhenti disitu saja. Saat itu aku sudah kelas 4 SD. Lis, Mut, Siti, memang tiga serangkai yang jarang terpisahkan. Saat SD, sekolah, ngaji, bermain, mandi di sungai, sering bareng. Usilpun juga bareng-bareng. Di RT kami terkenal Dhe Sariyem penjual lonthong. Setiap selesai sholat magrib, bisa di pastikan lonthong DheYem sudah matang. (Wayahe ngentas). Bau kas sayur lodeh yang tercium di sekitar, membuat yang mencium tertarik untuk membelinya. Saat itu giliran ngaji kami bertiga sudah selesai. "Ayo nomahe DheYem" salah satu dari kami mengajak. Bertiga setuju, dan berangkatlah ke sebelah barat dapur DheYem (kebetulan jalan setapak).

Di sini setan membisiki kami, entah siapa yang punya ide, tiba kami mengambil dahan daun pepaya. Untuk apa hayooo. Yach.... ini salah satu keusilan kami. Batang daun pepaya kami pakai meniup UBLIK (lentera) nya DheYem yang di gantung di sela-sela dinding yang terbuat dari bambu. Tiupan itu seolah-olah ada angin dari luar dan menerpa lentera. Tiupan pertama oleh Mutmainah, dan matilah lentera di dalam dapur. Terdengar suara lembut DheYem dari dalam. "Hadeh ublikku mati, kenek angin" Sambil menghidupkan kembali dengan mengambil api dari PAWON. Tiupan keduapun kami lakukan. Tapi untung tidak kami lakukan tiupan ketiga, karena suara adzan Isyak sudah terdengar. (Al Fatihah untuk DheYem, semoga tenang di surgaNya) Aamiin.

The third true story
Lies 5-12-20

No comments:

Post a Comment

PENGERTIAN DAN SYARAT PRAMUKA PENGGALANG GARUDA

Penulis : Admin blog Salam Pramuka! Kakak-kakak yang berbahagia, hari ini kami akan bercerita tentang Pramuka Penggalang Garuda. Apa pengert...